Salah satu komoditas sayuran utama Indonesia adalah kubis. Produksi kubis tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri tetapi juga untuk kegiatan ekspor. Kubis biasanya ditanam di dataran tinggi. Sayuran ini mengandung manfaat sebagai penurun kolesterol, antioksidan, dan antikarsinogen.
Peningkatan produksi kubis terus ditingkatkan demi memenuhi kebutuhan pasar. Namun, banyaknya hama menjadi kendala untuk kegiatan budidaya kubis. Hama utama bagi kubis salah satunya adalah ulat daun kubis (Plutella xylostella). Berikut adalah penjelasan mengenai hama tersebut.
Hama ini berwarna abu-abu hingga cokelat kelabu. Panjangnya 1,5-1,7 mm dengan rentang sayap 14,5-17,5 mm. Bagian tepi sayap berwarna terang dan bagian depan terdapat tiga titik seperti intan. Umur ngengat berkisar 2-4 minggu.
Saat bereproduksi ngengat betina dapat menghasilkan 180-320 butir telur. Telur tersebut berwarna kuning kehijauan dan biasanya diletakkan di permukaan bawah daun dalam satu kelompok berisi 1-6 telur. Sementara itu, larvanya berwarna hijau muda dengan bulu hitam tipis.
Plutella xylostella menyerang tanaman saat fase larva (ulat). Larva muda yang baru menetas menggorok daun kubis selama 2-3 hari. Setelah itu, larva memakan jaringan bagian permukaan bawah atau atas daun. Hal ini meninggalkan lapisan tipis/transparan sehingga daun seperti berjendela.
Daun kemudian sobek dan membentuk lubang sehingga tersisa tulang-tulang daun. Serangan berat hama ini biasanya terjadi pada musim kemarau. Umumnya hama menyerang tanaman-tanaman muda sebelum membentuk krop. Hal ini terjadi pada 0-45 hari setelah tanam.
Namun, beberapa kali hama juga menyerang saat pembentukan krop (49-85 hari setelah tanam). Serangan yang berat dapat menghabiskan tanaman kubis berumur 1 bulan dalam waktu 3-5 hari. Jika hal ini terjadi, kehilangan hasil dapat mencapai 58-100%.
Pengendalian:
Pengendalian hama secara fisik dapat dilakukan dengan memakai Free-Gel 50 EC yang berbahan aktif Emamectin Benzoate 50 gr/lt. Free-Gell 50 EC adalah Insektisida bebentuk pekatan berwarna kuning kecoklatan yang dapat diemulsikan dalam air, racun kontak perut dan bersifat translaminer untuk mengendalikan hama ulat pada tanaman.
Ukuran:
1. kemasan 100 ml untuk 8 tengki
2. kemasan 250ml untuk 20 tengki
Untuk lebih lengkapnya bisa klik di sini
SAKASAKI INDONESIA “PILIHAN PETANI SUKSES"